Laboratory Experience - Diversity of Soil Fauna

Masih sama dengan mata kuliah Ekologi Hewan, salah satu mata kuliah di prodi Teknik dan Manajemen Lingkungan.

Pertemuan keempat, kali ini kami praktikum mengenai fauna tanah, yaitu cacing. Tahu kan cacing tinggal dimana? Di tanah, benar, dimana lagi kalau bukan di tanah kan ya. 
Gimana cara kita bisa dapat cacing? Jadi gini teknisnya.

Masing-masing kelompok membuat petak di sebuah lahan, bisa di lahan terbuka atau lahan tertutup. Luas petak yang dibuat adalah 30x30 cm2 dan 60x60 cm2. 
Petak 30x30 cm2. Kami cangkul tanahnya hingga kedalaman 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Setiap mencangkul, jika ditemukan fauna tanah, contohnya cacing, kami catat jenis dan jumlahnya. Sebenarnya tidak hanya cacing. Di dalam tanah terdapat berbagai fauna. Selain cacing, ada pula semut atau rayap. 
Petak 60x60 cm2. Kami cangkul tanahnya hingga kedalaman 10 cm, 20 cm, dan 30 cm. Setelah itu yang kami lakukan sama, yaitu setiap mencangkul, jika ditemukan fauna tanah, kami catat jenis dan jumlahnya.
Setelah terkumpul data berbagai fauna tanah tersebut, kami hitung kepadatan, kepadatan relatif, dan frekuensi kehadiran setiap jenis fauna tanah, lalu kami bandingkan hasilnya dengan kelompok lain.

Fauna tanah yang kami dapat di lahan terbuka lebih sedikit dibandingkan fauna tanah di lahan tertutup. Hal ini bisa disebabkan oleh bahan organik yang diperoleh dari vegetasi. Semakin tinggi bahan organik tanah maka akan semakin beragam fauna tanah yang terdapat pada suatu ekosistem. Selain itu, di lahan terbuka, tanah akan mendapat sinar matahari secara langsung yang menyebabkan meningkatnya suhu dan rendahnya kelembaban, mengingat fauna tanah banyak ditemukan pada lingkungan dengan kelembaban tinggi. 

Oiya, setelah selesai cangkul mencangkul, tanah tadi dikembalikan seperti semula dan cacing bisa melaksanakan aktivitasnya kembali.


Bogor, 6 Februari 2017
Hanum Hydena.

Komentar